Sentani – Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua, Jemaat GKI Ebenheazer Kampung Yakonde menjadikan kegiatan Kongres Masyarakat Adat (KMAN) VI sebagai suatu pergumulan yang dibawakan dalam doa pada setiap hari minggu dan juga ibadah di rumah-rumah.
Hal ini disampaikan Ondofolo Kampung Yakonde, Nicolas Daimoe melalui Kepala Suku Douge Imea, Donald Tungkoye dan juga kepala Kampung Yakonde Yakub Daimoe di rumah Ondofolo, Senin (19/9).
“Kongres ini punya pengaruh terhadap kedaulatan masyarakat adat. Dan persoalan ini cukup berat dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, penyelenggaran kongres di Tanah Tabi ini, menjadi pergumulan khusus bagi Jemaat GKI Ebenheazer Yakonde yang disampaikan kepada Tuhan dalam doa disetiap ibadah hari minggu dan juga ibadah di rumah-rumah jemaat,” ungkap Kepala Suku Douge Imea, Donald Tungkoye yang juga Mejelis Jemaat GKI Ebenheazer Kampung Yakonde.
Menurut Donald Tungkoye, doa yang disampaiakan itu untuk suksesnya penyelenggaran KMAN, termasuk kegiatan serasehan di Kampung Yakonde dan kampung-kampung lain serta panitia KMAN VI ini.
“Kami sebagai manusia, hanya bisa merencanakan. Tapi Tuhan yang akan menentukan. Kami hanya berharap dan memohon dalam doa,” kata Donald Tungkoye.
Tampaknya, pergumulan masyarakat adat yang juga Jemaat GKI Abenheazer Kampung Yakode ini, menjadi pergumulan seluruh masyarakat adat di Tanah Papua untuk mengembalikan hak-hak dan harga dirinya. Masyarakat adat akan bersatu untuk pulihkan kedaulatannya dalam rangka menjaga indentitas kebangsaan Indonesia yang beragam dan tangguh dalam menghadapi krisis.
Sumber: MC KMANVI Kab. Jayapura