Menegakkan Jati Diri yang Terkoyak melalui Kirab Budaya Nusantara

Kabar

Ondofolo Ifar Besar Niko Yoku bersama Sekjen Aliansi Masyarakat Adat ( AMAN ) Rukka Sombolinggi mengawali Kirab Budaya Kongres Masyarakat Adat , senin (24/10/22)

Sentani, MC KMAN VI – PAGI itu, Senin 24 Oktober, sekitar pukul 07.00 waktu Papua, kabut yang menutupi Gunung Cycloop, di Sentani, Kabupaten Jayapura, akhirnya memuntah rintik hujan, ketika Ketua Umum Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-VI, Mathius Awoitauw , melepaskan ribuan orang dari berbagai komunitas adat se Nusantara, untuk mengikuti Kirab Budaya Nusantara. Mereka bergerak jalan beriringan sepanjang 1,2 kilometer dari Lapangan Thyes menuju Stadion Bas Youwe.

Kirab Budaya Nusantara ini dalam rangka Hari Kebangkitan Masyarakat Adat ke-IX Kabupaten Jayapura, sekaligus bagian dari rentetan acara pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-VI yang akan berlangsung dari 24 – 30 Oktober.

Ketika iring-iringan dari ribuan orang itu berjalan, tak ada kendaraan yang berlalu lalang. Polisi pun bersiaga. Sementrara itu, di kiri kanan jalan, ratusan penduduk Kota Sentani dan sekitarnya bahkan penduduk Kota Jayapura sedang menyaksikan ungkapan jati diri sebagai masyarakat adat yang berdaulat untuk menjaga identitas kebangsaan Indonesia yang beragam dan tangguh menghadapi krisis.

Tak ada yang merasa lelah selama perjalanan Kirab Budaya Nusantara sepanjang 1,2 kilometer itu. Inilah bentuk dari ungkapan syukur atas kebangkitan masyarakat adat yang sudah berjuang selama sembilan tahun di Kabupaten Jayapura pada khususnya dan nusantara pada umunya untuk menegakkan kembali jadi diri mereka yang terkoyak dan termarjinal akibat ketidak-berpihakan negara terhadap masyarakat hukum adat.

Sekitar pukul 09.00 WP, iring-iringan masyarakat adat itu, memasuki Stadion Bas Youwe dan disambut dengan tari kolosal. Kemudian, ribuan masyarakat adat itu, langsung duduk di bangku-bangku yang berada di sebelah kiri dan kanan stadion, dan acara pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) ke-VI dimulai yang diawali dengan doa. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian semua masyarakat adat yang hadir menyanyikan lagu mars Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang dipandu oleh pelajar SMA Negeri-1 Sentani, dan juga pelajar SMP Negeri-2 Sentani.

Setelah itu, dilanjutkan dengan Laporan Ketua Umum Panitia KMAN VI, Mathius Awoitauw yang juga Bupati Jayapura. Kemudian sambutan dari Gubernur Papua yang diwakili Asisten III, Derk Hegemur lalu dilanjutkan dengan sambutan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masuyarakat Adat Nusantara, Rukka Sombolinggi. Setelah itu, , Mathius Awoitauw, Derk Hegemur, Rukka Sombolinggi dan juga Ketua Dewan Adat Suku Jayapura, Daniel Toto, menyampaikan pernyataan pembukaan KMAN VI.

 

Setelah peserta KMAN VI istirahat, lalu dilanjutkan dengan dialog dengan narasumber dari sejumlah tokoh, baik yang ada di pemerintah pusat maupun maupun tokoh Papua, Barnabas Suebu.

 

Rentetatan pembukaan kongres ini sebagai wujud dari kebangkitan masyarakat adat yang sudah berjuang selama bertahun-tahun, baik di Kabupaten Jayapura pada khususnya dan Nusantara pada umunya untuk menegakkan kembali jadi diri mereka yang terkoyak dan termarjinal akibat ketidak-berpihakan negara terhadap masyarakat hukum adat.

Sumber: MC KMANVI Kab. Jayapura

Leave a Reply

Your email address will not be published.